Online 16 Hrs 21 Mins 42 Secs. Timing Belt Mobil LCGC Menggunakan Rantai Apakah Aman? Let See.. Pengertian Timing Belt. Bagi para pengguna mobil mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata Timing Belt. Hampir sebagian besar mobil toyota sudah menggunakan timing belt dibandingkan rantai timing (knp agya ayla pakai rantai besi yah.
Dulu ketika mobil LCGC baru pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013, harga unit barunya rata-rata berada di bawah Rp100 juta. Namun pada Juli 2021 ini, sudah tak ada lagi mobil LCGC yang banderol harganya di bawah Rp100 juta. Perbandingan harga unit baru mobil LCGC tahun 2013 dan 2021 ini pun cukup terlihat.
7Mobil LCGC Terbaik Dengan Harga Terjangkau - Mobil Low Cost Green Car atau biasa di sebut dengan mobil LCGC merupakan mobil murah yang di peruntungkan bagi anda yang ingin memiliki mobil dengan kondisi baru.Untuk urusan kualitas jelas mobil LCGC memiliki kualitas yang baik karena sudah memenuhi standar kualitas indonesia. Ciri - Ciri yang menonjol dalam mobil LCGC sendiri di antaranya
MobilLCGC merupakan mobil yang selalu diproduksi karena minat masyarakat yang masih tinggi untuk memiliki kendaraan roda empat. Kebijakan pemerintah yang mensubsidi mobil LCGC membuat harganya terjangkau oleh kalangan kelas menengah ke bawah dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi booming-nya mobil LCGC di Indonesia.
Vay Nhanh Fast Money. Deretan oli produk Shell Helix Astra. Foto Carmudi/Yongki Jakarta β Astra Otoparts baru saja merilis dua oli sintetik khusus untuk pasar Indonesia, yaitu 0W-20 API SN+ dan 0W-20 API SN khusus LCGC. Sekalipun tingkat kekentalannya sama, kedua oli tadi tidak bisa saling substitusi. βKita sekarang launching dua produk baru. Untuk 0W-20 SN+ keunggulannya yaitu 90% dibuat dari gas alam, jadi lebih murni dan bersih. Oli ini sudah dites untuk mesin turbo, dengan spesifikasi sudah SN+ jadi teruji di kondisi mesin yang sangat panas, sehingga mesin tidak overheat. Untuk LCGC, pelumasnya diformulasikan khusus di bawah 1200 cc,β jelas Andrean Pradhana, Vice President Marketing Lubricants PT Shell Indonesia saat peluncuran di Jakarta, Senin 18/11/2019. Andreas menuturkan bila oli tipe SN+ tersebut dibutuhkan pada mobil modern yang saat ini kebanyakan sudah pakai turbo. Oli ini memiliki spesifikasi API Service yang paling tinggi sehingga bisa digunakan pada mobil jenis LCGC. Namun sebaliknya, oli LCGC dengan grade yang lebih rendah tidak bisa digunakan pada mobil baru khususnya bermesin turbo. βUntuk kendaraan dengan mesin di atas cc sebaiknya pakai API SN+. Kemudian untuk LCGC pakai oli di atasnya 0W-20 API SN+, saya rasa tidak bermasalah. Perbedaannya pun dari bahan dasarnya oli untuk LCGC memakai kandungan natural gas di bawah 90%,β tuturnya. Pada kesempatan berbeda, Merry Chandra selaku Lubricants Department Head PT Astra Otoparts menjelaskan kerugian apabila oli LCGC digunakan pada mobil biasa. Dengan karakter untuk mesin berkapasitas kecil, bisa saja membuat performa kendaraan dengan mesin yang lebih besar jadi tidak optimal. βKalau yang LCGC pakai oli biasa. SN+ dipakai ke LCGC mestinya bisa, harusnya lebih bagus dan fungsinya lebih optimal. Kandungan gas to liquid memiliki fungsi engine cleansing lebih optimal, aditifnya beda sekali dengan yang LCGC. Kalau dibalik, secara fungsional di mobil bisa tapi benefit lain tidak optimal akan lebih brebet atau lebih berat,β jelas Merry. Varian 0W-20 API SN+ memiliki level API Service tertinggi. Foto Carmudi/Yongki Harga Oli Sintetik Shell Helix Astra Hadir dengan spesifikasi tinggi dan tingkat SAE yang paling encer, Shell Helix Astra 0W-20 API SN+ dijual seharga Rp260 ribu per liter. Sementara itu, oli 0W-20 API SN khusus LCGC dijual seharga Rp117 ribu per liter. Menurut Merry, pihaknya tidak menjual produk dengan kemasan jerigen empat liter atau 3,5 liter karena kebutuhan dari mobil itu sendiri. Penggunaan oli tanpa ganti filter itu cuma 2,6 liter, bila dengan ganti filter itu jadi 3 liter. Ketika ada brand activity, kami bisa membuat promo beli 2 gratis 1 sehingga sisa oli yang setengah liter bisa disimpan buat tambahan,β bebernya. Penulis Yongki Sanjaya Editor Dimas Baca Juga Baru, Oli Sintetik Shell Helix Astra Anti Overheat Post Views 7,775 Navigasi pos Tutus Subronto Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email [email protected]
Istilah Low Cost Green Car LCGC tentunya tak asing bagi para pecinta otomotif di Indonesia. Meski demikian, sebagian masyarakat belum mengetahui secara detail tentang mobil LCGC. Terlebih soal apa bedanya dengan kendaraan lain? Mobil LCGC adalah kendaraan yang dibuat berdasar Peraturan Menteri Perindustrian No. 33/M-IND/PER/7/2013. Kebijakan itu berisi tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau KBH2. Oleh karenanya, LCGC disebut pula sebagai mobil KBH2. Tujuan utama dari program LCGC, mengembangkan kendaraan harga terjangkau untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah. Syarat utamanya juga wajib memiliki mesin yang ramah lingkungan. Spesifikasi yang ditawarkan pun harus memenuhi syarat yang ditentukan oleh pemerintah. Contohnya mesin berkubikasi kecil yang irit bahan bakar. Bagi kalian yang berminat ingin punya mobil LCGC. Setidaknya perlu mengetahui lebih sejumlah keunggulan yang ditawarkan. Mobil LCGC, Benarkah Murah dan Irit? Ini penjelasan lengkap mengenai mobil LCGC Salah satu yang ditawarkan oleh mobil LCGC adalah harga terjangkau. Ketika pertama kali meluncur pada 2013, Daihatsu Ayla dan Toyota Agya dijual dengan banderol Rp 100 jutaan. Kenapa bisa murah? Salah satu alasannya karena dibuat di Indonesia dengan komponen lokal sekitar 85 persen. Lalu tidak kena skema Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPnBM. Hanya saja peraturan soal PPnBM 0 persen untuk LCGC tersebut terhapus lewat Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019. Kebijakan yang terbit pada zaman Presiden Joko Widodo itu memastikan LCGC kena PPnBM 15 persen dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar 20 persen dari harga jual. Misal harga mobil LCGC Rp 100 juta. Berarti 20 persennya adalah Rp 20 juta. Maka PPnBM yang ditambahkan 15 persen x Rp 20 juta = Rp 3 juta. Alhasil lewat peraturan baru, maka harga jual ke konsumen jadi Rp 103 juta. Tidak terlalu berpengaruh memang, namun memang membuat banderolnya naik. Walau demikian, tetap masih wajar kalau disebut mobil murah karena harga pasaran masih di angka 100 jutaan. Contoh Toyota Agya tipe G MT dengan transmisi manual dijual dengan banderol Rp 143 jutaan. Sedangkan untuk Daihatsu Ayla D MT yang merupakan varian termurah dijajakan dengan harga Rp 102,15 juta. Selain punya banderol yang terjangkau, mobil LCGC pun menawarkan beragam varian yang cukup lengkap. Contoh Agya yang tersedia dalam pilihan G AT dengan transmisi otomatis, G M/T dan G A/T jenis STD, serta G M/T dan G A/T jenis TRD. Tak kalah dengan Agya, kembarannya yakni Daihatsu Ayla punya varian yang lebih beragam. Tercatat setidaknya ada 12 varian yang tersedia dari Ayla D MT, D Plus MT, X MT, X MT DLX, X AT, X MT, X AT DLX, R MT, X AT, R MT DLX, R AT and R AT DLX. Lewat harga yang terjangkau mobil-mobil LCGC jadi begitu ramah buat masyarakat menengah. Maklum, mobil ini memang diperuntukan bagi masyarakat yang ingin upgrade dari roda dua ke roda empat. Harga mobil LCGC 2023 Saat ini, harga mobil LCGC di tahun 2023 mayoritas sudah di angka Rp 150 juta ke atas. Berikut harga mobil LCGC terbaru di tahun 2023 yang terdiri dari Honda Brio Satya, Toyota Agya dan Calya serta Daihatsu Ayla dan Sigra untuk wilayah DKI Jakarta Brio Satya S MT Rp Brio Satya E MT Rp Brio Satya E CVT Rp Agya G M/T Rp Agya G A/T Rp Agya G M/T GR-S Rp Agya G A/T GR-S Rp 181, Calya E M/T STD Rp Calya E M/T Rp Calya G M/T Rp Calya G A/T Rp Ayla D MT Rp Ayla D+ MT Rp Ayla X MT Rp Ayla X AT Rp Ayla X Deluxe MT Rp Ayla X Deluxe AT Rp Ayla X MT Rp Ayla X AT Rp Ayla R MT Rp Ayla R AT Rp Ayla R Deluxe MT Rp Ayla R Deluxe AT Rp Sigra D MT Rp Sigra M MT Rp Sigra X MT Rp Sigra X AT Rp Sigra X MT DLX Rp Sigra X AT DLX Rp Sigra R MT Rp Sigra R AT Rp Sigra R MT DLX Rp Sigra R AT DLX Rp Rp Konsumsi BBM Mobil LCGC Harus 20 Km/Liter Si kembar Agya dan Ayla hasil kolaborasi Toyota-Daihatsu Lebih dalam membahas mengenai mobil LCGC, keunggulan yang ditawarkan selanjutnya adalah konsumsi BBM irit dan ramah lingkungan. Kenapa bisa hemat BBM? Alasan utamanya, kendaraan LCGC harus memenuhi berbagai ketentuan. Salah satu yang wajib diperthaitkan, kapasitas mesin tidak boleh terlalu besar. Maksimal cc untuk peminum bensin. Sementara buat peminum solar, paling besar cc. Dengan demikian konsumsi BBM bisa ditekan. Terdapat pula syarat konsumsi BBM sekitar 20 Km/liter dengan penggunaan Research Octane Number RON 92. Sementara untuk mesin diesel wajib pakai Cetane Number CN 51. Oleh karena itulah setiap mobil LCGC pasti irit BBM, tidak perlu diragukan lagi. Pabrikan mobil pun menyiasati keiritan tersebut dengan membuat produk berdimensi ringkas dan ringan. Efeknya kerja mesin jadi tidak terlalu berat. Maka dari itu, kebanyakan kendaraan LCGC lebih cocok untuk penggunaan jalan perkotaan yang padat. Contohnya Toyota Agya yang punya dimensi panjang mm, lebar mm dan tinggi mm. Tentunya ini memudahkan pengendara saat meliak-liuk di jalan sempit sekalipun. Kemudian Daihatsu Sigra yang muat 7-orang di dalam kabinnya, dimensi keseluruhannya masih tetap ringkas. Di atas kertas, tetap tidak sebongsor mobil-mobil LMPV seperti Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander. Harga murah dan irit bahan bakar, bagaimana dengan kualitas mobil LCGC? Umumnya produk-produk LCGC terbilang mantap dan bandel. Nampaknya, line-up LCGC sudah dibuat sedemikian rupa, supaya awet dengan kualitas terbaik. Maka tak heran jika belakang, sejumlah mobil LCGC digunakan untuk armada taksi online oleh masyarakat. Mesin Toyota Agya contohnya, mobil itu dibekali dengan mesin liter 4 Silinder segaris, 16 katup, DOHC, Dual VVT-i untuk tipe G A/T TRD. Tenaga yang dihasilkan mencapai 88 PS dengan torsi 107,87 Nm. Menyoal perawatan pun tak perlu khawatir, karena produk LCGC biasanya dilahirkan oleh agen pemegang merek APM yang telah teruji di Indonesia. Seperti Toyota, Daihatsu, Suzuki, dan Honda. Jadi bengkelnya mudah ditemukan, serta didukung dengan ketersediaan suku cadang yang berlimpah. Nasib Mobil LCGC, Tergeser Mobil Listrik? Wuling Air EV merupakan mobil listrik murah dan berpotensi menggeser mobil LCGC Hadirnya mobil listrik bisa menjadi potensi menggerus pasar mobil LCGC. Bukan tanpa alasan, saat ini Pemerintah terus mendorong semua pelaku industri otomotif untuk memproduksi dan menjual mobil listrik dengan harga terjangkau. Saat ini, dari deretan mobil listrik yang beredar di Indonesia, harga yang paling ramah di kantong adalah Wuling Air EV yang dibanderol mulai dari Rp 230 jutaan. Kembali ke dorongan dari Pemerintah, berbagai regulasi dibuat oleh Pemerintah untuk menarik masyarakat membeli. Sebut saja aturan bebas ganjil genap di Jakarta, pajak murah, serta diskon pemasangan tambahan daya listrik di rumah khusus pemilik mobil listrik. Terbaru, Pemerintah mewacanakan akan memberikan subsidi untuk kendaraan elektrik. Dimana untuk mobil listrik besaran subsidinya Rp 80 juta dan mobil Hybrid Rp 40 juta. Jika benar regulasi mengenai subsidi tersebut direalisasikan, maka bukan tidak mungkin market mobil LCGC akan tergeser dengan mobil listrik. Dengan selisih harga yang tidak signifikan namun konsumen disuguhkan dengan mobil listrik yang minim perawatan, tidak perlu khawatir kenaikan harga BBM, serta desain dan fitur yang ditaarkan jauh lebih modern dibanding mobil LCGC. Rekomendasi Mobil LCGC di Tahun 2023 Daihatsu Sigra menjadi salah satu rekomendasi mobil LCGC di tahun 2023 Untuk rekomendasi mobil LCGC di tahun 2023 ini adalah Honda Brio Satya E CVT, Toyota Calya G AT, dan Daihatsu Sigra X AT. Kenapa kami merekomendasikan 3 mobil LCGC dengan transmisi otomatis tersebut? Karena mempertimbangkan kenyamanan berkendara, kaki tidak terlalu cepat capek akibat injak kopling. Untuk Honda Brio Satya E CVT, mobil ini dimensinya ringkas dan cocok untuk kawula muda atau pasangan yang baru menikah. Sementara untuk Toyota Calya dan Daihatsu Sigra cocok untuk keluarga karena kedua mobil LCGC ini mampu menampung 7 penumpang. Ketiganya juga mempunyai desain yang modern, durability mesin yang sudah teruji dan irit BBM serta fitur yang lumayan mendukung selama berkendara. Moladiners, itulah ulasan mengenai penjelasan, harga, dan nasib mobil LCGC. Simak terus untuk informasi otomotif menarik lainnya. Ditulis ulang oleh Firdaus Ali Deni Ferlindungan Seorang jurnalis yang berkecimpung di dunia otomotif sejak 2011. Menyukai seluk beluk seputar otomotif baik roda dua dan empat. Kini memiliki hobi bersepeda keliling kota.
Perbedaan MPV dan SUV β Mobil ternyata ada jenisnya, bisa dilihat dari bentuk beberapa mobil yang bervariasi. Tapi kita umumnya mengenal jenis mobil seperti truk, bus, pick up dan mobil penumpang. Tapi saat ini ada istilah keren yang merujuk pada jenis mobil seperti MPV, LCGC, dan SUV. Lantas apa perbedaan ketiga jenis mobil itu ? simak ulasan lengkapnya dibawah. Secara umum, mobil dibagi menjadi tiga kategori yakni Sedan Wagon Pick up Sedan lebih merujuk kekendaraan pribadi, pasti anda sudah familiar dengan bentuk sedan. Sementara wagon merujuk ke kendaraan yang dapat memuat banyak penumpang dan bentuk bodynya seperti mobil penumpang saat ini. Sementara pick-up lebih ke angkutan barang atau niaga. MPV, LCGC dan SUV masuk kedalam kategori wagon. Apa itu wagon ? secara umum, wagon ini adalah kendaraan yang berisi 7 kursi yang semuanya dipakai untuk mengangkut penumpang. Jadi mobil ini lebih dikhususkan untuk mengangkut banyak penumpang. Apa pengertian LCGC, MPV dan SUV ? img by 1. Apa itu MPV ? MPV, merupakan singkatan dari multi-purpose vehicle. Maksud dari istilah itu, adalah mobil ini bisa digunakan secara multifungsi. Entah untuk mengangkut penumpang atau mengangkut barang. Biasanya mobil MPV dilengkapi kursi yang dapat dilipat untuk memperbesar ruang bagasi agar bisa membawa barang. Mobil MPV sendiri, dibagi menjadi tiga jenis lagi, yakni Low MPV merupakan MPV dengan kelas terendah yang memiliki keterbatasan fitur dan bodynya tidak terlalu besar namun memiliki harga yang murah. Contoh Avanza, Xenia, dan Ertiga Medium MPV merupakan mobil penumpang satu tingkat diatas low MPV, dengan karakter lebih besar bodynya serta lebih lengkap fiturnya. Contoh Innova, Sienta, dan Honda Freed. Premium MPV merupakan kelas teratas dari MPV, yang memiliki body besar dan interior kelas VIP. Contohnya Toyota Alphard, Vellfire dan Mazda Biante. img by 2. Apa itu LCGC ? LCGC adalah singkatan dari low cost green car, sesuai namanya mobil ini didesain seperti low MPV namun memiliki harga yang lebih murah. Penekanan harga pada LCGC memang sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin memiliki sebuah mobil namun dana minim, hanya saja banyak fitur yang tidak tersedia pada LCGC. Contoh LCGC adalah Datsun GO+, Toyota Calya, dan Daihatsu Sigra. img by 3. Apa itu SUV ? SUV adalah singkatan dari sport utility vehicle biasa juga disebut sebagai crossover. Mobil ini memang memiliki desain yang dipengaruhi oleh mobil-mobil offroad, namun dengan penambahan aksen sporty. sehingga diberi nama SUV. Penggunaan SUV sebenarnya bisa dikatakan dimana saja, karena mobil ini memiliki fungsi utility yang artinya sanggup menempuh medan apapun. Sama halnya denga MPV, SUV juga dibagi menjadi tiga kelompok yakni Compact SUV, merupakan crossover berbody mini dengan kursi hanya 4 buah. Mobil ini dibuat untuk konsumen yang hoby crossover namun tinggal didaerah perkotaan yang padat, bodinya yang mini tidak masalah dalam kemacetan lalu lintas. Contoh Honda HR-V dan Chevrolet Trax Medium SUV, kelompok kedua memiliki body lebih besar dari compact suv dan biasanya terdapat 7 buah kursi. Contohnya Chevrolet Captiva, Honda CRV dan Mazda CX5. Big SUV merupakan kelompok SUV berbody bongsor yang sering dijadikan sebagai mobil-mobil penerjang diarea pegunungan. Big SUV ini juga mampu dijalankan di perkotaan namun dengan body serta kapasitas mesin besar akan menyulitkan pemilik. Contohnya Fortuner, Pajero Sport dan Isuzu MUX. Lantas Apa Bedanya MPV, LCGC, dan SUV ? mobil Yang paling utama, ketiga jenis mobil ini dibuat dengan tujuan masing-masing. MPV digunakan sebagai mobil keluarga, sementara LCGC juga diperuntukan sebagai mobil keluarga namun memiliki kelas lebih rendah. Sementara SUV diperuntukan ke mobil-mobil penjelajah baik bersifat compact atau familiy. 2. Konfigurasi kursi Secara umum mobil berplatform MPV dan LCGC memiliki konfigurasi kursi 3 baris dengan dua baris kursi dibelakang mendukung fitur lipatan untuk membuka ruang bagasi. Sementara SUV bisa terdiri dari 2 baris atau 3 baris tergantung jenis SUVnya. 3. Kapasitas Mesin Mesin mobil, dibuat sesuai dengan beban yang akan diterimanya. MPV dengan beban membawa 7 orang penumpang dan body yang tidak terlampau besar umumnya menggunakan mesin dengan kapasitas hingga L. Sementara LCGC yang juga mengejar nilai efisiensi bahan bakar menggunakan mesin dengan kapasitas hingga L. Pada SUV karena memiliki bobot besar serta medan yang diperuntukan juga bisa disebut agak ekstrem maka mesin yang harus diusung juga berkapasitas besar. Kapasitas mesin yang bisa dimiliki SUV lebih luas jangkauannya dari mulai L hingga L baik berbahan bakar bensin maupun solar. ini juga tentunya tergantung jenis SUVnya. 4. Ukuran Ban Sama halnya dengan mesin, bentuk body juga mempengaruhi ukuran ban. LCGC dengan body dan bobot tidak terlampau besar maka bisa dijejali dengan roda dengan diameter velg sekitar R14 atau R15. Untuk MPV juga tak jauh beda, antara R15 atau R16. Sementara SUV dipengaruhi jenis SUVnya, untuk compact SUV mungkin menggunakan roda dengan diameter velg R17. Sementara pada Big SUV bisa menggunakan velg R19 atau lebih. Tentunya ini dipengaruhi dengan bentuk bodynya. Selain diameter velg, lebar tapak ban juga mempengaruhi. Besar kecilnya telapak ban berpengaruh pada stabilitas dan efisiensi bahan bakar. Untuk mobil berbobot lebih besar pasti menggunakan ban dengan tapak lebih lebar agar stabil. sementara pada LCGC yang mengejar nilai efisiensi umumnya menggunakan ban telapak kecil. 5. Drivetrain Drive train adalah rangkaian penghubung tenaga dari mesin menuju keroda. Dari ketiga jenis mobil ini memang tidak terlalu signifikan perbedaanya. LCGC dan MPV banyak yang menggunakan sistem FWD Front wheel drive yang memanfaatkan roda depan sebagai penggerak. Sementara untuk SUV umumnya menggunakan sistem RWD/AWD. Sistem rear wheel drive memiliki daya yang cukup baik untuk mengangkut bobot besar dan sistem All wheel drive juga sangat diperlukan bagi mobil-mobil penjelajah seperti Big SUV. 6. Konsumsi bahan bakar Semakin besar kapasitas mesinnya, semakin boros juga mesinnya. Ini tidak mesti berlaku apabila yang dipakai adalah mesin diesel, secara umum SUV memiliki pemakaian bahan bakar lebih boros karena menggunakan mesin dengan kapasitas lebih besar daripada mesin MPV. Ini artinya bahan bakar yang keluar juga lebih banyak volumenya per siklus. Namun untuk meminimalkan pemborosan bahan bakar, biasanya mobil berlabel Big SUV menggunakan mesin diesel berbahan solar dengan kapasitas hingga L. Ini tentunya akan memperbesar efisiensi bahan bakar karena perbandingan BBm mesin diesel itu cukup ekonimis. Hanya saja, tetap LCGC yang memiliki kapasitas mesin setengahnya SUV paling irit diantara semua jenis ini. 7. Fitur keselamatan Mungkin, pada MPV anda akan menemui beberapa fitur keselamatan utama seperti seatbelt, airbag dan ABS, ini sudah terbilang lengkap. Sementara pada LCGC, juga kurang lebih sama. Namun pada SUV akan anda temui banyak sistem keselamatan, tak hanya ABS, namun ada juga ESC electronic stability control, Traction control, HSA Hill start assist dan pedestrian protection. Fitur fitur itu memang dikondisikan dengan medan yang akan ditempuh oleh SUV. Jika anda lihat, maka fitur keselamatan diatas akan sangat berguna pada daerah menanjak seperti jalannan pegunungan. 8. Ground Clearence Ground clearence adalah tinggi kolong mobil, tinggi ini diukur dari bagian terendah selain roda kepermukaan jalan. Tinggi rendahnya ground clearence berpengaruh pada banyak hal, salah satunya keseimbangan. Ground clearence yang besar berpotensi menyebabkan mobil oleng saat berbelok, sementara ground clearence rendah membatasi pergerakan mobil di daerah terjal. Oleh sebab itu nilai ground clearence juga dihitung berdasarkan dimensi serta bobot mobil. Semakin lebar dimensi mobil maka semakin tinggi pula ground clearence amannya. Oleh sebab itu SUV dengan body besar memiliki ground clearence tinggi sehingga mampu melewati jalanan bergelombang. 9. Harga Mobil Perbedaan yang terakhir bisa anda perhatikan pada harga mobilnya, untuk LCGC memang tidak semuanya sama tapi kira-kira dibanderol antara 120 hingga 160 jutaan. Sementara MPV juga bervariasai, untuk tipe low MPV mungkin bisa anda dapatkan dibawah 200 juta, tapi pada Premium MPV bisa diatas 500 juta. Sementara SUV dibanderol antara 250 hingga 1 milyar tergantung jenis dan merk SUVnya. Untuk Small SUV mungkin bisa anda dapatkan dibawah 300 juta, tapi jika merknya BMW mungkin bisa tembus 1 milyar rupiah. Demikian artikel lengkap dan detail mengenai jenis-jenis mobil dan pengertian, semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua.
Pada pasar otomotif Indonesia saat ini, ada tiga agen pemegang merek APM yang masih memproduksi mobil Low Cost Green Car LCGC, yakni Daihatsu Ayla dan Sigra, Toyota Agya dan Calya dan Honda Brio Satya.Pemerintah sendiri telah resmi menaikkan harga mobil di segmen ini. Maka dari itu mobil LCGC harganya tidak lagi spesial seperti awal kemunculannya 10 tahun silam. LCGC kemungkinan naik hingga maksimal Rp 6,7 juta per unit."Harga kendaraan LCGC sudah diterapkan. Sudah jalan sekarang makanya para produsen banyak memperkenalkan model baru," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita beberapa waktu tidak hanya itu, pada pertemuan dengan beberapa industri otomotif di Jepang, Agus mengatakan program LCGC memiliki target pasar yang berbeda dari kendaraan listrik, sehingga memiliki strategi yang berbeda pula untuk pengembangannya dan program LCGC sendiri mengatur level emisi yang keluar dari kendaraan roda empat. Ia akan mengevaluasi lagi kendaraan LCGC."Jadi kami mengatur level maksimum dari standard emission yang keluar dari mobil tersebut. Tentu level maksimumnya akan kami evaluasi, apakah perlu diperketat," ujar Agus dalam keterangan tertulis, Jumat 8/6.Perlu diketahui, sejak awal kemunculan mobil LCGC hadir sebagai solusi dari pemerintah untuk masyarakat yang ingin mempunyai mobil namun dengan harga murah agar beralih dari sepeda motor. Selain harganya yang murah mobil LCGC sesuai namanya juga menjadi mobil yang ramah lingkungan.
perbedaan mobil lcgc dengan mobil biasa